Kekesalan
kemarin ternyata tak mampu kuhilangkan, bahkan hingga malam memanjakanku dengan
istirahat panjang. Lelap tidurku pun tak
mampu hilangkan kekesalanku.
Mimpiku
semalam mungkin gambarkan kebingunganku, kekesalan hatiku. Tadi malam aku
bermimpi sedang nyetir mobil hitam besar itu. Tapi aku sama sekali ga melihat
jalan. Berputar-putar di gelapnya hutan.
Aku
ingin turun dari mobil itu, tapi seolah-olah suaramu terus terdengar, agar aku tidak turun dari
mobil. Aku teriak, “kamu dimana? Berulang-ulang. Aku terus teriak tapi hanya
suaramu yang terdengar, “jangan turun....., jangan turun ya.... ya... ya...”
Hingga
akhirnya aku terbangun. Sejak subuh tadi, rasa kesal masih menyelimuti dada
ini. Hingga aku tulis curahan hati ini, aku tak sanggup untuk melangkah ke
tempat kerja.
Poo
sayang..... aku tau aku sudah gila. Sudah sepantasnya aku tidak boleh cemburu,
sudah sepantasnya rasa ini tidak ada. Tapi entah kenapa, berbagai cara yang aku
lakukan seperti sia-sia. Semakin menyiksaku, semakin membebani perasaanku.
Terkadang
aku ingin memohon padamu, agar kita bisa bersama lagi, tapi dengan semua yang
kita hadapi dalam beberapa bulan terakhir, apakah itu mungkin?
Jujur
saja..... aku terdakang berfikir untuk mencari pelampiasan, tapi aku tidak mau
mengulangi kesalahan. Aku tidak mau lagi berbohong dengan perasaanku. Karena selama
ini hanya kamu yang mengisi ruang di hatiku.
Terdengar
gombal mungkin, tapi inilah isi hatiku. Aku tidak berbohong padamu Poo sayang.
Selamat
pagi.... selamat merayakan hari raya di desamu. Aku sangat merindukanmu

Tidak ada komentar:
Posting Komentar