Selasa, 02 Agustus 2016

Aku tidak tau harus bagaimana lagi

Kekesalan kemarin ternyata tak mampu kuhilangkan, bahkan hingga malam memanjakanku dengan istirahat panjang.  Lelap tidurku pun tak mampu hilangkan kekesalanku.

Mimpiku semalam mungkin gambarkan kebingunganku, kekesalan hatiku. Tadi malam aku bermimpi sedang nyetir mobil hitam besar itu. Tapi aku sama sekali ga melihat jalan. Berputar-putar di gelapnya hutan.

Aku ingin turun dari mobil itu, tapi seolah-olah suaramu  terus terdengar, agar aku tidak turun dari mobil. Aku teriak, “kamu dimana? Berulang-ulang. Aku terus teriak tapi hanya suaramu yang terdengar, “jangan turun....., jangan turun ya.... ya... ya...”

Hingga akhirnya aku terbangun. Sejak subuh tadi, rasa kesal masih menyelimuti dada ini. Hingga aku tulis curahan hati ini, aku tak sanggup untuk melangkah ke tempat kerja.

Poo sayang..... aku tau aku sudah gila. Sudah sepantasnya aku tidak boleh cemburu, sudah sepantasnya rasa ini tidak ada. Tapi entah kenapa, berbagai cara yang aku lakukan seperti sia-sia. Semakin menyiksaku, semakin membebani perasaanku.

Terkadang aku ingin memohon padamu, agar kita bisa bersama lagi, tapi dengan semua yang kita hadapi dalam beberapa bulan terakhir, apakah itu mungkin?

Jujur saja..... aku terdakang berfikir untuk mencari pelampiasan, tapi aku tidak mau mengulangi kesalahan. Aku tidak mau lagi berbohong dengan perasaanku. Karena selama ini hanya kamu yang mengisi ruang di hatiku.

Terdengar gombal mungkin, tapi inilah isi hatiku. Aku tidak berbohong  padamu Poo sayang.


Selamat pagi.... selamat merayakan hari raya di desamu. Aku sangat merindukanmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar