Jumat, 22 Juli 2016

Maaf ya.............

Untukmu POO.........
Jujur saja aku terkejut saat kau panggil namaku, dan bertanya soal acara itu. Ada rasa bahagia menyelimuti hatiku, benar-benar bahagia. Muka ini rasanya panas, ingin rasanya berteriak lantang. Aku sangat bahagia POO........... Setelah sekian lama aku menunggu panggilan itu, kini aku mendengarnya lagi. Aku Sangat Bahagia.

Saking bahagianya hatiku, mata ini tak sanggup tuk menatapmu, rasanya bibir ini tak mampu mengucapkan kata-kata. Tapi karena disana sedang ramai, aku menguatkan hati dan jiwa ini tuk menjawab semua pertanyaanmu. Entah aku harus bagaimana menggambarkan perasaan yang sangat bahagia ini, tapi sungguh aku sangat bahagia. Percayalah........

Namun dalam hatiku ada rasa keengganan tuk bertatap muka dan berbicara padamu. Entah rasa kesal atau malu yang kurasakan, sungguh... aku belum sanggup tuk berbicara padamu.

Aku tidak marah padamu, aku tidak kesal padamu, sungguh ..... bahkan aku sama sekali tidak ada dendam denganmu. Tapi entah mengapa aku merasa belum sanggup.

Kamu yang sudah memberi banyak harapan padaku, bahkan beberapa kata-katamu masih terngiang di telingaku. Kini harus aku anggap semua itu tidak pernah terjadi? Aku belum bisa. Dan entah kapan aku bisa seperti itu.

Maafkan aku, aku hanya belum sanggup berbicara banyak denganmu. Terima kasih........ aku hargai niat baikmu tuk kita bisa biasa tanpa ada tedeng aling-aling yang lain. Sekali lagi terima kasih, walaupun itu entah inisiatifmu sendiri ataupun karena tekanan, desakan, atau semacamnya dari orang lain yang kamu percayai.

Biarlah seperti ini...... aku hanya belum sanggup, rasa egoku tuk memilikimu masih sangat besar, sungguh-sungguh besar hingga aku tak sanggup tuk menutupinya. Biarlah lewat tulisan-tulisan ini aku gambarkan semua perasaanku kepadamu.


Aku mencintaimu POO, menyayangimu. Sungguh...... maafkan aku bila aku seperti ini. Maaf.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar