Untukmu POO.........
Jujur saja aku terkejut saat
kau panggil namaku, dan bertanya soal acara itu. Ada rasa bahagia menyelimuti
hatiku, benar-benar bahagia. Muka ini rasanya panas, ingin rasanya berteriak
lantang. Aku sangat bahagia POO........... Setelah sekian lama aku menunggu
panggilan itu, kini aku mendengarnya lagi. Aku Sangat Bahagia.
Saking bahagianya hatiku,
mata ini tak sanggup tuk menatapmu, rasanya bibir ini tak mampu mengucapkan
kata-kata. Tapi karena disana sedang ramai, aku menguatkan hati dan jiwa ini
tuk menjawab semua pertanyaanmu. Entah aku harus bagaimana menggambarkan
perasaan yang sangat bahagia ini, tapi sungguh aku sangat bahagia.
Percayalah........
Namun dalam hatiku ada rasa
keengganan tuk bertatap muka dan berbicara padamu. Entah rasa kesal atau malu
yang kurasakan, sungguh... aku belum sanggup tuk berbicara padamu.
Aku tidak marah padamu, aku
tidak kesal padamu, sungguh ..... bahkan aku sama sekali tidak ada dendam
denganmu. Tapi entah mengapa aku merasa belum sanggup.
Kamu yang sudah memberi
banyak harapan padaku, bahkan beberapa kata-katamu masih terngiang di
telingaku. Kini harus aku anggap semua itu tidak pernah terjadi? Aku belum
bisa. Dan entah kapan aku bisa seperti itu.
Maafkan aku, aku hanya belum
sanggup berbicara banyak denganmu. Terima kasih........ aku hargai niat baikmu
tuk kita bisa biasa tanpa ada tedeng aling-aling yang lain. Sekali lagi terima
kasih, walaupun itu entah inisiatifmu sendiri ataupun karena tekanan, desakan,
atau semacamnya dari orang lain yang kamu percayai.
Biarlah seperti ini......
aku hanya belum sanggup, rasa egoku tuk memilikimu masih sangat besar, sungguh-sungguh
besar hingga aku tak sanggup tuk menutupinya. Biarlah lewat tulisan-tulisan ini
aku gambarkan semua perasaanku kepadamu.
Aku mencintaimu POO,
menyayangimu. Sungguh...... maafkan aku bila aku seperti ini. Maaf.....

Tidak ada komentar:
Posting Komentar