Indah
kelip lampu di atas kepala
Sebarkan
bayangan pada tapak bumi
Terpaku
langkah tanpa gerak
Dalam
riuhnya lamunan
Kemana
lagi kubawa rindunya asa
Lalu
lalang pencari makan
Sisakan
nafas yang mengepul
Berlomba
dalam teriakan sang waktu
Cepat
pulang cepat istirahat
Agar
tak terlewatkan indahnya mimpi
Hingga
lembutnya kapuk cepat terengkuh
Sisakan
tenaga tuk esok yang melelahkan
Dalam
gelap yang tak bersahabat
Puluhan
mata yang bertanya mengapa
Dingin
yang mengusir raga
Berlindung
dari hilangnya si mata kilat
Karena
rindu berani itu menjadi nyata
Bila
kapan sampai begini
Hilangkan
semua mimpi
Gantikan
harap jadi nyata
Memeluk
gunung yang tak tergapai
Putus
sudah semua asa
Namun
serat benang mengikat kuat
Goresan
pisau waktu tak sanggup putuskan
Menikmati
siksa menjadi pilihan
Karena
mati muda terikat janji
Mungkin
takdir yang menuliskan
Hingga
habis semua tulang di raga











