Ini
bukan cerita bukan pula puisi, aku hanya ingin menyampaikan apa yang kupikirkan
dan kurasakan sejak kemarin. Terakhir bertemu dengan orang tuamu pada hari
Minggu, beban di hati ini sungguh sangat mendalam.
Rasa
bersalah terus menghatui tiap perjalananku. Rasanya permintaan maafku tak
pernah cukup untuk menyembuhkan luka di hati dan keluargamu.
Janjiku
untuk tidak mengganggumu lagi dan bersedia membantu sekuat dan semampuku terus
kupegang erat agar aku dapat melangkah dengan baik.
Lama
kupikirkan.......... karena kita satu ruangan, dan mengingat rasa ini masih
sangat mendalam, aku takut tak mampu kendalikan rasa ini padamu.
Bisa
saja aku melakukan hal-hal sesuai dengan naluriku bukan pemikiranku. Akhirnya kemarin
entah ide dari mana kuputuskan tidak berada di meja kerjaku.
Tempat
yang aku paling suka di dunia ini, karena sepanjang hari aku akan terus dapat
memandangi kegiatanmu. Memperhatikan tiap perubahan raut mukamu. Mencuri senyum
di bibir tipismu.
Walau
tak rela tapi aku harus ikhlas, karena aku ingin kamu merasa nyaman bekerja,
aku ingin kamu merasa aman tanpa gangguan dariku, dan aku ingin melepaskan
semua beban yang ada di hati ini.
Akhirnya
aku pilih ruang sempit ini, walau terkadang aku harus menyendiri tanpa teman
bicara satu pun.
Biarlah
laptop ini menjadi teman curhatku, yang akan menyampaikan kabar-kabarku
kepadamu.
Walaupun
aku menyadari bahwa mungkin saja kau tidak akan pernah membaca tulisan di blog
ini. Semua media sosial yang kamu punyai tlah kau jauhkan dariku. Blokir,
delete contak, hapus pertemanan dan menghilang dari pencarian.
Ya
sudahlah..... ini semua salahku yang tak berikan kamu kesempatan bernafas,
tidak mencoba mengerti keadaan kita.
Biar,
biarlah seperti ini. Kusimpan rasa dan bercerita sendiri sama seperti dahulu.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar