Kamis, 21 April 2016

Kupilih ruangan ini

Ini bukan cerita bukan pula puisi, aku hanya ingin menyampaikan apa yang kupikirkan dan kurasakan sejak kemarin. Terakhir bertemu dengan orang tuamu pada hari Minggu, beban di hati ini sungguh sangat mendalam.

Rasa bersalah terus menghatui tiap perjalananku. Rasanya permintaan maafku tak pernah cukup untuk menyembuhkan luka di hati dan keluargamu.

Janjiku untuk tidak mengganggumu lagi dan bersedia membantu sekuat dan semampuku terus kupegang erat agar aku dapat melangkah dengan baik.

Lama kupikirkan.......... karena kita satu ruangan, dan mengingat rasa ini masih sangat mendalam, aku takut tak mampu kendalikan rasa ini padamu.

Bisa saja aku melakukan hal-hal sesuai dengan naluriku bukan pemikiranku. Akhirnya kemarin entah ide dari mana kuputuskan tidak berada di meja kerjaku.

Tempat yang aku paling suka di dunia ini, karena sepanjang hari aku akan terus dapat memandangi kegiatanmu. Memperhatikan tiap perubahan raut mukamu. Mencuri senyum di bibir tipismu.
Walau tak rela tapi aku harus ikhlas, karena aku ingin kamu merasa nyaman bekerja, aku ingin kamu merasa aman tanpa gangguan dariku, dan aku ingin melepaskan semua beban yang ada di hati ini.
Akhirnya aku pilih ruang sempit ini, walau terkadang aku harus menyendiri tanpa teman bicara satu pun.

Biarlah laptop ini menjadi teman curhatku, yang akan menyampaikan kabar-kabarku kepadamu.

Walaupun aku menyadari bahwa mungkin saja kau tidak akan pernah membaca tulisan di blog ini. Semua media sosial yang kamu punyai tlah kau jauhkan dariku. Blokir, delete contak, hapus pertemanan dan menghilang dari pencarian.

Ya sudahlah..... ini semua salahku yang tak berikan kamu kesempatan bernafas, tidak mencoba mengerti keadaan kita.


Biar, biarlah seperti ini. Kusimpan rasa dan bercerita sendiri sama seperti dahulu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar