Hei.... malam ini kuceritakan
tentang hariku
Eh... sebelumnya terima kasih
ya.... kamu sudah memberi kesempatan untuk melihat wajahmu.... terima kasih
banyak. Setidaknya mengobati rindu ini. Yahhhh walaupun akhirnya kamu
berpaling, tapi cukup bagiku.
Sungguh 3 (tiga) minggu ini
kukira sudah bisa melupakanmu,, tetapi ternyata aku belum bisa melupakanmu. Tapi
bukan maksudku untuk mengganggumu lagi dengan perasaan ini. Tapi sungguh aku
sangat merindukanmu.
Ya sudah segitu aja, mau
cerita tentang malam ini. Sebenarnya hari ini adalah jadwalku mengajar,
ternyata ibu saya nagis dan ga terima saya masih marahan sama dia. Saya dipanggil
ke rumah bapak, dan dikasi banyak ceramah.
Saya mencoba membela diri,
tapi ternyata percuma, mereka lebih percaya sama dia. Akhirnya saya menyerah, “ya
sudahlah.... saya ga mau bicara lagi..... apa yang dia katakan itulah kebenaran”,
kata saya pada kedua orang tua saya.
Hahhhhh ternyata mungkin saya
ditakdirkan untuk hidup menikmati sakit dan perih perasaan ini sendiri. Sungguh
saya merasa sendiri.
Entahlah....... saya merasa
benar-benar sendiri
Orang tua yang saya sayangi,
orang tua yang saya turuti selama bertahun-tahun mengatai saya sebagai anak
anjing, yang ga tau balas budi.
Bapak saya sampai memukul
dada, “buktikan kemampuan alammu, cari saya kalau berani di kuburan” katanya
Saya hanya bisa diam, entah
kenapa saya Cuma diam. Yang saya sesali bukan karena mereka marah sama saya,
tidak membela saya, tidak mempercayai kata-kata saya, mengatai saya seperti
anak anjing. Sungguh saya tidak marah, sungguh saya tidak dendam pada mereka. Cuma
yang saya sesali, kenapa saya harus ceritakan perasaan saya pada mereka? Kenapa
saya harus mengungkapkan isi hati saya pada mereka?
Saya benar-benar sendiri, saat
mengetik tulisan ini, air mata ini tak berhenti mengalir. Rasanya ingin tidur
panjang dan tidak bangun lagi, tapi karena kamu mengikat saya dengan janji, dan
kuatnya rindu yang saya rasakan padamu. Berharap suatu saat nanti kita bisa
bertegur sapa, walau hanya sebagai seorang teman. Saya berusaha bertahan dan
bertahan.
Maaf ya......... boleh saya
bilang kangen? Ya...... sungguh saya merindukan kamu, sungguh saya sangat
berharap bisa bercerita langsung kepadamu.
Ya sudah ya.... segitu dulu
cerita saya malam ini. Jemari ini terlalu bergetar hebat hingga tak mampu
mengetik lagi. Selamat malam. Saya kangen kamu.......... sampai jumpa

Tidak ada komentar:
Posting Komentar