sore itu semua sudut
telah kosong
kumelangkah menyusuri
tangga
di ruang sepi itu
sejenak ku tertegun
kubaca satu persatu
surat di mejaku
dan kutemukan suratmu
disana
goresan tanganmu dan
namamu disana
tubuhku bergetar hebat
tak terkendali
tak terasa air mataku
menetes perlahan
basahi kertas yang
kugenggam erat
teringat pada suratmu
dulu
walau tak pernah
tersurat tangan
tapi selalu buatku
hangat dan tersenyum
berikanku semangat lalui
hari dan lelahku
tapi kini suratmu yang
kuterima
hanya datar tak bermakna
namun aku pun tak
mengerti
dapat buatku merasa
lemah
letih lelah tak berdaya
terima kasih untukmu
walau hanya ini cukup
buatku
aku sangat berterima
kasih
kamu masih anggap aku
ada
terima kasih sungguh
terima kasih

Tidak ada komentar:
Posting Komentar