Jumat, 30 September 2016

Minta Pin BBM

Selamat Pagi Poo....

Maaf ya... masih memanggilmu seperti itu, karena bagi aku kamu masih tetap Shampoo ku dan aku masih Penyu mu, walaupun memang semua rasa ini mungkin tidak akan dapat bersama. Tapi jujur saja harapan itu masih aku simpan rapat-rapat. Masih membara dan terus membara layaknya panas sang mentari.

Poo, kalau kamu masih membaca blog ini... tadi pagi aku sms kamu minta pin BBM kamu, tapi sampai sekarang tidak kamu balas. Bagi aku ketika kamu ga jawab, itu berarti kamu ga bolehkan aku tau pin BBM kamu dan ga mau kita berhubungan lewat BBM, tidak mau saling mengetahui perasaan masing-masing. Tapi ga pa pa Poo sayang, biarlah seperti ini jika memang seperti ini pilihan yang terbaik bagimu.

Jujur saja aku masih mencintaimu, masih sangat menyayangimu, aku tidak akan pernah berniat menyakitimu, memaksakan kehendakku.

Jadi jangan pernah takut denganku, apalagi sampai phobia denganku, seperti waktu makan di tempat kundangan itu, kamu sampai ga mau makan makanan yang sudah disajikan.

Ya sudah dulu... Cuma mau bilang itu dulu, soalnya perut saya hari ini lagi ga benar hehehehehe. Lagi M (bukan mensturasi ya)


Selamat pagi Poo, saya sayang kamu

Kamis, 29 September 2016

Dilanda Rindu

Kamu berlalu tanpa menatap
Melaju bersama angin yang menghempasku
Terpekur dan terpuruk
Hilang sudah musnah impianku
Tertelah waktu yang semakin menjauh

Kamu terus menjauh
Jauh semakin mejauh
Hilang dari pandanganku
Tanganku terus menggapai
Mencoba meraih yang mungkin tak bisa kuraih

Aku merindukanmu dalam ruang hampa
Melayang rinduku tanpa harapan
Yang kujaga dan kusimpan
Gravitasi di bawah normal
Menjauhkanmu dari hamparan bumiku

Aku mencintaimu pusaran air
Meraih aku terbelengku
Melepaskan aku tenggelam
Kini hanya mimpi yang melamunan
Hanya harapan yang kupeluk
Walau mungkin kan membunuhku

Kamu berlalu dan menjauh
Meninggalkan semua di dalam hatiku
Semakin hari semakin memenuhi dadaku
Menyesakkan nafasku


Rabu, 28 September 2016

Rinduku

 “Aku rela berpisah
Demi untuk dirimu
Semoga tercapai
Sgala keinginanmu”

Ku bawa nyanyianmu dalam telinga
Kugemakan dalam ruang hati
Semakin lama kurasakan
Mencari makna yang tak kunjung kutemukan
Menggilai apa yang tak seharusnya

Berbisik pada deburan ombak
Mengeluh pada tarian nyiur
Sampaikan rinduku padanya
Jika mungkin kembalikan untukku
Aku ingin bersamanya

Gelap kini menguasai langit
Tak terasa badan menggigil
Lembut sentuhan angin
Terlena dalam hamparan pasir putih
Melepaskan rinduku disana

Mata kilatku
Guru pemeriksaku
Shampoo sayangku
Fajar pagiku
Aku merindukanmu

Hingga ke tiap lobang pori-poriku

Pengeng

Aneh rasanya....
Sungguh aneh rasanya
Seperti kehilangan rasa yang tak kumengerti
Ada ganjalan yang tak mau keluar
Memaksa keluar pun tak berdaya
Tak mengerti apa yang harus dikeluarkan

Tanpa kusadari banyak yang tlah berubah
Aku selalu sibuk dengan rutinitasku
Entah...... kenapa
Aku selalu saja berkutat dengan rutinitas
Tubuh ini bergerak begitu saja

Aku pun tak yakin
Ini kulakukan demi meyakinkan diri
Demi menguatkan diri
Ataukah kulakukan karena menang harus
Keharusan yang harus kujalani

Entah akan seperti apa
Bahagia, sedih, gembira, menangis
Kini tak terasa lagi
Sunyi, sepi, hampa, kosong

Inikah kecemasan ku sendiri
Seperti biasa
Aku hanya mencoba menyembunyikan
Berusaha menyembunyikan
Ya... walau akhirnya menipu diri

Entah.......................

Selasa, 27 September 2016

Sing Ken Ken

Entah apa yang kualami
Entah apa yang terjadi padaku
Hari, bulan, tahun terasa memberatkan
Lelah, letih arungi semuanya
Kadang ingin lelap tertidur
Kadang hanya ingin berdiam diri
Namun janji yang mengikat
Tak mampu kuingkari

Emosi terkadang meluap-luap
Hanya kuledakkan di hati
Diam membisu tanpa rasa
Lepaskansemua dalam jiwa

Berat sungguh berat
Menangis pun percuma
Teriak pun tak ada artinya
Perut pun kenyang dibuatnya

Entah ini salahku
Entah karena egoku
Entah karena ambisiku
Entah karena keangkuhanku

Kini hanya bisa termangu
Menatap masa lalu yang membelenggu
Melangkah maju ikuti jalan yang ada
Tertuntun oleh karena waktu
Kubirkan terjadi seperti kehendakNya
Aku menyerah kalah

Sing ken ken
Ndak apa apa
Ini sudah jalanku
Yang sudah kulalui

Biarlah harapan tersimpan di hati

Pagi Poo

Selamat pagi Poo........

Hehehehe... kayaknya kelelahan sudah menguasai tubuh ini lebih dari yang aku kira. Kemarin sampai di rumah, ya sempat olah raga dikit. Eh... ternyata sampai jam segini di pagi ini tertidur di lantai. Huftt... rasanya badan pegel-pegel semua di tambah rasa dingin di punggung. Yah.. mungkin effek tertidur di lantai.

Poo.... kemarin aku sempat dengerin.... tapi ternyata ada suara orang laen.. jadi sedikit kecewa seh. Padahal berharap banget bisa mendengar suara kamu walau sebentar.

Aku sebenarnya pengen ngobrol berdua sama kamu Poo.... pengen cerita banyak. Ya... siapa tau besok adalah hari terakhirku tugas disana. Entah benar atau tidak, isunya gitu seh.

Pin BB, Line, dan Facebook semua masih kamu blokir, dan walaupun balas SMS itu pun karena urusan pekerjaan. Jadi gimana ya....... ya sudahlah..... walaupun aku sangat berharap.

Pengen banget cerita banyak dengan kamu. Sungguh.... banyak hal yang ingin aku tanya dan utarakan. Walaupun mungkin dalam beberapa hal aku sudah tau jawabannya.

Ada acara apa kemarin di rumah sampe ga bercuap-cuap hehehe..... ada persembahyangan ya... ah kepo banget aku ini ya hahahaha.

Oh ya ... Poo kemarin aku sempat perhatikan orang sekeliling kamu, ternyata kamu memang dimana-mana menjadi pusat perhatian ya? Pasti jawaban kamu... maklum artis.... bua hahahahahaha


Poo.... pagi ini kamu kerja sama di senior yang pemalas itu ya, itu lo yang pemain drama yang banyak nuntut. Kalau aku mungkin nanti siang ke barat, ada acara lumayan gede disana.

Eh.... tapi ga tau dink..... liat aja lah gimana soalnya aku ga cocok sama si bos besar, si munafik itu.


Poo.... aku kangen kamu, selamat pagi........... semoga harimu cerah

Senin, 26 September 2016

Ketat

Poo....
Kamu tau pagi ini aku sengaja ke ruangan.
Ya.... yang pertama memang untuk mempersiapkan rapat hari ini, yang seharusnya seh si pimpinan yang ikut rapat ini tapi dia memilih ke gladi tuh.

Yang kedua hehehehehe, pengen nunjukin ke kamu, bahwa program pembentukan body aku sudah mulai berhasil, hehehehe bukannya salah ngecilin baju tapi sengaja mau nunjukkan bentuk tubuh.

Oh ya... ini bagian dari janjiku untuk menjaga tubuh untuk menjadi sempurna, ini janjiku yang pasti aku tepati, karena aku sangat masih mengharapkan.

Harapan ini entah kenapa masih saja membara di hatiku, masih tersimpan dalam hatiku. Walau semua rasa ini aku pendam mendalam.

Oh ya... makasi ya, senyum kamu sungguh indah hari ini, sungguh indah, jujur saja, aku sangat ingin memelukmu tadi. Sungguh sangat ingin memelukmu. Aku kangen sekali tau......

Oh ya Poo....
Waktu hari jumat, si Bapak Tua sebelah tempatmu duduk cerita bahwa kamu sudah punya pacar. Tapi dia ga mau bilang siapa pacar kamu sekarang. Boleh tau ga siapa? Apa ada hubungannya dengan waktu kita papasan di utara itu (waktu kamu bawa motor adikmu itu)?
Ya... kalau ga boleh tau ya ga pa pa?

Mungkin memang benar seperti apa yang kamu bilang, pasangan biar diri sendiri saja yang tau, ga usah di umbar ke publik.

Siapa pun itu, selamat ya sayang..... ingatlah nanti, bahwa aku yang selalu mencintaimu, aku yang selalu mengharapkanmu, masih disini selalu mencintaimu.

Selamat pagi ya Poo.... oh ya dua hari lagi mungkin aku akan berpindah tempat tugas (kalau jadi) doakan aku bisa lebih baik disana ya.


Bye ... bye... Poo..... selamat pagi ya... daaa...............

Minggu, 25 September 2016

Au.. ah... Gelap

Berawal dari ketidak beranian ungkapkan rasa
Rasa yang muncul saat pertama kali berjumpa
Takluk oleh rasa takut dan malu
Entah karena begitu mempesona
Mungkin pula karena terlalu menganggap berharga

Kini berakhir dengan keacuhan
Mungkin ada marah yang tersimpan
Mungkin pula ada ketakutan yang merajalela
Rasa segan untuk bertanya
Ego masing-masing yang saling meninggi

Aku yang masih menyimpan rasa
Sedang bertanya pada diri sendiri
Mungkinkah aku hanya menjadi persinggahan?
Mungkinkah aku  hanya menjadi pemeran pengganti?
Mungkinkah aku  hanya menjadi pelarian?

Kadang hati ini membela
Bukan... tidak seperti itu
Pasti ... tidak seperti itu
Sungguh... ada rasa cinta disana
Cinta yang terhalang waktu dan posisi

Namun kadang pula hati ini menentang
Ya... aku hanya menjadi persinggahan saja
Ketika rasa sendiri menyelimuti diri
Mencari hiburan semata
Ya... aku  hanya menjadi pemeran pengganti
Sebagaimana drama film
Aktor tidak boleh terluka
Biarkan pada figuran yang mengangis
Ya... aku  hanya menjadi pelarian
Ketika rasa marah menyelimuti hati
Saat dendam menyeruak di hati
Maka posisi harus terus terisi
Sehingga hati tetap utuh terjaga

Pertikaian dalam hati terus melanda
Mengikis semua kesadaran
Melemahkan segala kemampuan
Kadang menyerah kalah
Kadang mencoba bangkit
Namun harapan yang masih membara

Terjaga dalam binar mata yang tak tertutupi

aku masih disini

Menikmati ceriamu di pagi hari
Sesejuk udara di pagi hari ini
Ditemani rintik hujan
Keindahan yang kunikmati sendiri
Tanpa satu pun yang memahami

Mungkin cinta kita tak bisa menyatu
Saat cinta kita tak bisa bersama
Aku tetap mengharapkanmu disini
Menggenggam erat bayangmu
Menjadi sahabat setiamu
Di udara bersama suaramu

Kulabuhkan semua rasa rindu
Kurasakan semua kasih sayang
Bersama guratan-guratan  pena
Kutuliskan dalam lembar-lembar kosong
Selaksana mengisi ruang di hati diamku

Sinar mentari pagi yang menyinari pagi
Memberi harapan pada cerahnya hari
Kutitipkan semua itu pada  bumi
Walau mungkin tak sempat kuutarakan
Hanya aku yang terdiam membisu

Terlantun kidung kasmaran itu
Terlambat oleh semua waktu
Terhalang oleh semua kesempatan
Kekuatan dan perkasa yang tak berguna
Kecerdasan dan kemampuan yang percuma
Oleh kuasa dan kuatnya sang waktu


Sabtu, 24 September 2016

Saat dingin

Ketika Kartika hilang di telan kegelapan
Sang candra bersembunyi di balik awan gelap
Deru hujan membasahi bumi
Gemuruh guntur memenuhi bumi
Dan Petir pun menguasai langit

Aku terpaku pada sudut gelap
Bermain bersama angan-anganku
Menikmati tiap hembusan nafas
Bergumul dengan asap yang mengepul
Walau kini sudah kehilangan nikmatnya

Bayang wajahmu bermain di mataku
Membawa semua kenangan ke bumi
Menguasai tiap relung jiwaku
Sudutkan semua semangat yang tersisa
Menyesakkan nafas yang tlah melemah

Gelap malam semakin gelap
Dingin semakin menyiksa tulang
Menggigil dalam sengatan harapan
Terus membara walau dalam sekam
Tetap membesar walau berselubung keangkuhan

Dalam dinginnya malam
Aku merindukanmu
Dalam hati dan relung jiwaku
Ingin bersama memadu kasih
Merengkuh semua harapan
Ingin bersama denganmu
Lalui semua panas dingin bersama

Hayalku..........
Kuulurkan tangan menjemputmu
Kau sambut dengan senyum manismu
Lewati malam
Lalui siang
Menjemput fajar
Dengan senyum terukir disana


Pagi Poo

Selamat pagi Poo...
Gimana hari ini? Ada acara apa?
Pagi ini saya mau cerita dikit ya, soalnya tadi malam saya mimpi tentang kamu, tapi kamunya sendiri ga hadir di mimpi tapi terus disebut-sebut.

Gini ceritanya Poo.......
Entah gimana awalnya, ya... yang jelas, saya ceritanya sms –an sama cowok, rasanya cowok itu saya kenal, tapi entahlah siapa.

Panjang banget saya sms –an sama dia, bicarakan tentang kamu, intinya dia cerita sama saya, bahwa saya jangan dekati kamu lagi, karena kamu sudah berhubungan dengan dia. Ya ga taulah pacaran atau gimana. Pokoknya gitu deh.

Ah..... ga tau deh Poo.... kebenarannya gimana, saya ga tau lagi dah harus ngomong apa. Seperti cerita di tanah Yunani, dimana raja nya menemukan cinta yang sesungguhnya ketika semuanya sudah terlambat, mungkin itu pula yang saya alami sekarang.

Jujur saja... kamu sudah mencuri hati saya.
Saya sungguh-sungguh sayang kamu Poo, Cuma karena janji dan keadaan saya seperti ini. Saya jadi ga sanggup untuk berbuat apa-apa.

Ah... sudahlah Poo... biarkan sang waktu yang menjawabnya.
Selamat pagi sekali lagi ya Poo...
Oh ya ... boleh bilang kangen ga?


Dah dulu ya... mau kerja dulu. CU

Jumat, 23 September 2016

Hujan Hari Ini

Hujan teduhkan bumi dari panas berhari-hari
Ceriakan pepohonan dengan sentuhannya
Berikan angin segar setelah gerah mentari
Mengisi perut bumi yang terus mengering
Kurasa semua makhluk menikmatinya

Kusambut hujan hari ini
Kunikmati tiap tetesnya di tubuhku
Menghapus jejak air mata
Membasuh semua panas di kepala
Samarkan getaran tubuhku yang merindu

Kupuaskan tubuhku dengan rasa dingin
Kulepaskan semua ingatan bersama aliran hujan
Mengenang semua kenangan
Menikmati ingatan kala hujan membasahi tubuh kita
Kenangan tang tak mungkin aku lupakan

Bersama hujan kutemukan rindu
Ketika hujan samarkan rinduku
Saat hujan lemahkan derita hatiku
Bersama hujan kunikmati kenangan
Kala hujan kuingin bersamamu

Hujan hari ini
Kunikmati bersama kenangan itu
Berdua di tebing tinggi
Haturkan sembah bhakti pada Nya
Lalui jalan bersama tetesnya

Dengan turunnya hujan hari ini
Kukabarkan rinduku
Dengarlah bersama rintiknya
Rasakan bersama dinginnya

Maka pahamilah bersama hujan

Pagi Menjelang Siang

Heii Poo.........
Selamat pagi menuju siang.........
Seperti biasa acuhmu menyapaku
Mataku berusaha mengambil gambarmu
Telingaku berusaha merekam suaramu
Hanya bayangmu tergambar dalam lirik
Kumampatkan dalam ingatanku
Hingga kubawa ke alam mimpi

Pusaran ingatan dalam lautan mimpi
Kunikmati sebagai hukuman
Atas semua perjalanan yang tergesa-gesa
Atas semua nafsu yang mengalahkan logika
Bagi pengecut yang tak berani tampil
Hingga bukan penyesalan tercipta
Tapi pengharapan yang terpendam
Menanti waktu yang menjawab

Hei Poo......
Bila tidak keberatan
Jangan ikat rambutmu ya.........
Biarkan tergerai dengan indah
Ku tahu panas menyengat kala ini
Melemahkan semangat tuk lalui hari
Tapi wajahmu terlihat indah
Lebih segar dan manis
Bila gerai rambutmu menghiasi
Menjadi mahkota yang indah

Selamat pagi Poo.........
Semoga indah harimu
Semoga lancar perjalananmu
Biarkan aku tetap menikmatimu

Walau dalam kejauhan dan semua acuhku

Misteri

Ada banyak misteri di dunia ini
Berjuta tanya termuat di dalamnya
Ratusan bahkan ribuan curiga bermunculan
Terkadang hanya muncul tanpa terungkapkan
Terpendam dalam diam

Mencoba mencari makna
Bertingkah sok jagoan
Berucap tanpa terarah
Berjalan bagai preman pasar
Hanya mengiris hati
Membentuk penyesalan
Menutupi semua jengah di dada

Satu kata yang buatku melemah
“kamu” semua karena kamu
Aku terpapar panasnya mentari
Melemah dalam pelukan bumi
Saat inginkan dirimu saat ini

Kamu yang mampu meredakan emosiku
Meneduhkan amarahku
Memberi makna dalam diamku
Menenangkan pemberontakan di dadaku

Mungkin nanti
Suatu saat nanti
Bila saatnya tiba
Mungkin itu kan terwujud nyata
Ya... mungkin nanti

Atau mungkinkah?