Aku
terus mencari bayanganmu
Dalam
ruang sepi tanpa suara
Namun
tak satu pun kutemukan
Tak
sanggup ku mencari
Dengan
semua keterbatasan mata dan telingaku
Satu-satunya
mata dan telingaku
Yang
sanggup berikanku bayangmu
Sekedar
pelipur rasa rinduku
Tak
berubah, tak bernyanyi, tak berkata
Dengan
cara apa lagi harus kutemukan
Hembusan
angin yang kencang menyesakkan dada
Mata
yang berkunang-kunang tak karuan
Kuhempaskan
tubuh dalam pelabuhan rinduku
Hanya
sepi yang menjawabku
Aku
tak kan sanggup mengganggumu
Tak
kan berani tuk merayumu
Tapi
biarkan aku mengobati rinduku
Menepiskan
sepiku
Hanya
dengan mendengar, melihat kabarmu disana
Agar
kupastikan semua tentangmu baik dan bahagia
Ingin
kuucapkan dari mulutku
Agar
terdengar dalam genderang telingamu
Tapi
mungkin tak kan tersampaikan dalam hatimu
Karena
tatap mata pun kini tak berarti
Ribuan
rasa kesal tlah memenjarakanmu
Dalam
ruang yang tak kan sanggup kuraih
Maafkan
aku yang begini
Hanya
mampu memburu bayangan
Karena
langkah yang sudah kutempuh
Dalam
ritme hidup yang tak menentu
Kini
aku hanya mampu melangkah
Beralaskan
kerikil yang menusuk telapak

Tidak ada komentar:
Posting Komentar