Kamis, 08 September 2016

mengejar bayanganmu

Aku terus mencari bayanganmu
Dalam ruang sepi tanpa suara
Namun tak satu pun kutemukan
Tak sanggup ku mencari
Dengan semua keterbatasan mata dan telingaku

Satu-satunya mata dan telingaku
Yang sanggup berikanku bayangmu
Sekedar pelipur rasa rinduku
Tak berubah, tak bernyanyi, tak berkata
Dengan cara apa lagi harus kutemukan

Hari yang panas semakin terasa menyengat
Hembusan angin yang kencang menyesakkan dada
Mata yang berkunang-kunang tak karuan
Kuhempaskan tubuh dalam pelabuhan rinduku
Hanya sepi yang menjawabku

Aku tak kan sanggup mengganggumu
Tak kan berani tuk merayumu
Tapi biarkan aku mengobati rinduku
Menepiskan sepiku
Hanya dengan mendengar, melihat kabarmu disana
Agar kupastikan semua tentangmu baik dan bahagia

Ingin kuucapkan dari mulutku
Agar terdengar dalam genderang telingamu
Tapi mungkin tak kan tersampaikan dalam hatimu
Karena tatap mata pun kini tak berarti
Ribuan rasa kesal tlah memenjarakanmu
Dalam ruang yang tak kan sanggup kuraih

Maafkan aku yang begini
Hanya mampu memburu bayangan
Karena langkah yang sudah kutempuh
Dalam ritme hidup yang tak menentu
Kini aku hanya mampu melangkah

Beralaskan kerikil yang menusuk telapak 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar