Kamis, 13 Oktober 2016

Curhatku

Tebar angan di atas awan
Melayang bermain bersama angin
Berubah bentuk mengikuti desiran angin
Kadang rupa sering abstrak
Semu tanpa terduga di balik dusta

Burung-burung kecil terbang berputar
Mencicit bernyanyi tanpa suara
Kepak sayapnya tak lelah mengembang
Mengintip sisa makanan di tangan pujangga
Perut gendut yang tak pernah penuh

Angin menghempas angan di tanah berdebu
Kering penuh daki lumpur kering
Tangan kaki tubuh berlumuran
Tanpa sejengkal pun luput darinya
Menambah perih luka gurat takdir

Langkah harus terus melangkah
Walau panas menyengat
Biar angin menderu
Kerikil tajam biar menambah sakit
Tiap langkah yang dilalui

Angin, mentari, candra
Behembuslah
Hangatkanlah
Teduhkanlah
Tiap langkah perjalanan
Biar semua kenangan tertinggal di hati
Tersimpan dalam peti giok pusaka
Entah terbuka atau tidak
Tanyakan pada sang waktu


Tidak ada komentar:

Posting Komentar