Tebar
angan di atas awan
Melayang
bermain bersama angin
Berubah
bentuk mengikuti desiran angin
Kadang
rupa sering abstrak
Semu
tanpa terduga di balik dusta
Burung-burung
kecil terbang berputar
Mencicit
bernyanyi tanpa suara
Kepak
sayapnya tak lelah mengembang
Mengintip
sisa makanan di tangan pujangga
Perut
gendut yang tak pernah penuh
Angin
menghempas angan di tanah berdebu
Kering
penuh daki lumpur kering
Tangan
kaki tubuh berlumuran
Tanpa
sejengkal pun luput darinya
Menambah
perih luka gurat takdir
Langkah
harus terus melangkah
Walau
panas menyengat
Biar
angin menderu
Kerikil
tajam biar menambah sakit
Tiap
langkah yang dilalui
Angin,
mentari, candra
Behembuslah
Hangatkanlah
Teduhkanlah
Tiap
langkah perjalanan
Biar
semua kenangan tertinggal di hati
Tersimpan
dalam peti giok pusaka
Entah
terbuka atau tidak
Tanyakan
pada sang waktu

Tidak ada komentar:
Posting Komentar