Minggu, 30 Oktober 2016

Paradoks

Hati ini pernah terluka dalam bahkan sangat dalam
Menemukan bahagia lewat pandangan pertama
Berharap menjadi satu bagian dengan belahan hati yang terpisah
Melalui waktu dan perjalanan bersama
Musnah luluh lantak karena ketakutan

Ketakutan yang kemudian menjadi penyesalan
Penyesalan yang kemudian lahir menjadi kemunafikan
Kemunafikan yang kemudian menjadi permusuhan
Permusuhan yang mungkin tak kan terselesaikan

Hati yang terluka meringis perih
Kembali menikmati indahnya bersama
Sesaat namun memberikan kenangan terbaik
Membuat tetap bertahan dalam panas kehidupan
Bertahan dari keputusasaan tingginya keegoisan

Keputusasaan yang tersambut perhatian
Berkembang dalam kenangan lama
Menjadi cerita cinta yang indah
Meninggikan hayalan dan impian
Membumikan harapan yang tinggi di angkasa
Melupakan bumi dan lautan di dunia

Cerita cinta yang indah
Berkembang bersama sang waktu
Berubah menjadi keangkuhan
Keegoisan atas prilaku
Keinginan atas melindungi diri sendiri
Kemudian lahir dalam topeng-topeng kemunafikan
Mencela di punggung tanpa kentara

Kini paradoks hati yang berbicara
Ketika “i think so” menjadi fenomena
Mempercayai karena kebencian
Ikut menghina karena kemunafikan
Sungguh tak kusangka

Lahir dalam bidadari fajar impian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar