Jumat, 31 Maret 2017

Nano Nano

Hari ini sungguh tak terbayangkan bagiku
Sejak pagi hari banyak hal yang harus kuselesaikan
Ya … hitung-hitung untuk mengisi waktu
Mencari kesibukan hingga badan lelah
Ya… walaupun memang ada imbalannya
Tapi intinya aku ingin tertidur lebih lelap

Oh… ya
Terima kasih mau satu kendaraan denganku
Awalnya aku sungguh tak percaya
Kamu mau satu kendaraan denganku
Sampai jemput di depan gang rumahmu lagi

Entah apa yang ada di hatiku
Campur aduk
Ada rasa bahagia, gembira yang tak terukur
Sedih sampai tulang rusuk hingga air mata tak mau mengalir

Namun sejak mendengar nada dering handphone mu
Ada sedikit rasa kecewa
Rasa marah yang datang entah darimana
Dan entah kebetulan atau direncanakan
Kita bertemu disana dengan si Bulan
Yang sudah memfitnah aku

Aku tau nada dering itu
Bukankah itu lagu yang dia katakan padamu
“kau cantik hari ini”

Dalam hatiku
Iya kah… kamu merindukannya
Walau memang tak sepantasnya aku cemburu
Aku bukan siapamu
Aku juga bukan apa mu
Tapi entahlah entah mengapa aku merasa kecewa saja

Aku terima
Mau tidak mau aku terima
Bahkan katamu “ga tau” di perjalanan tadi
Aku menangkapnya sebagai sebuah ketidak pedulian
Tidak perduli lagi tentang apa pun yang terjadi

Aku menulis ini
Hanya untuk cerita mala mini
Semoga dapat mecairkan semua rasa di hati ini
Namun apa pun tentang hari ini
Terima kasih
Karena sungguh rinduku terbayar walau sesaat

Terima kasih Poo………….

Kamis, 30 Maret 2017

Sapa

Sapa itu ada bermacam-macam
Ada sapa formalitas
Menyambut tamu
Kenal ataupun tidak kenal
Akrab ataupun tidak akrab
Bahkan bermusuhan
Sapa haruslah tersemat senyum
 
Ada pula sapa sayang
Merona malu
Karena rindu
Karena sayang
Sampaikan sejuta rasa di dada

Hari ini
Di tengah keramaian
Dengan rintik hujan yang kuharapkan deras
Ada sapa mu disana
Biarlah menjadi pertanyaan hati
Tentang semua hal dalam sapa mu

Walau bergetar badan ini
Menahan semua rasa di dada
Entah apa yang di hatimu
Hanya kusampaikan
Aku rindu padamu
Masih seperti yang dulu
Sama seperti yang dulu

Biar kutak menyapa
Biar ku tak mengucap
Tapi kurasa

Kamu tau hatiku

Senin, 27 Maret 2017

Selamat Hari Raya Nyepi

Setiap kata memiliki kata
Seperti lapisan pelangi penuh warna
Tiap diksi menyimpan pesona
Baur bila tanpa spasi
Karena kata kosmetika perasaan

Kata bukan sekedar penghias
Ia mempertegas perasaan
Gambarkan suasana hati
Kadang mengundang tangis
Kadang hadirkan tawa
Adakalanya menggetarkan hati

Waspadalah….
Berhati-hatilah….
Maknai tiap kata perlahan
Bila terlena terpenjara jiwa

Kini semesta yang kubangun
Menjadi pujangga dalam dunia sendiri
Samarkan semua rasa di dada
Hanya berusaha menghidupkan diri kembali
Berikan topeng pemenjara rasa dan karsa
Berharap sirnanya jarak pujangga dan semesta

Ada topeng yang aku ciptakan
Karena pencoleng pembuat fitnah merajalela
Ada yang bertindak sebagai penyampai kalimat Tuhan
Sejuta makna beribu arti memenuhi semesta

Mungkin sama dengan apa yang tertulis
Penopeng dari kenyataan dan perasaan
Dan semesta yang berbaur dalam  makna
Ada dalam tiap kosa kata

Kini kuhadirkan semua bersama spasi
Agar lengkap setiap makna dalam diksi


SELAMAT HARI RAYA NYEPI

Sabtu, 25 Maret 2017

Bermain dalam gelap

Bohong bila kukatakan
Hanya dengan suaramu
Hanya melihat bayangamu
Hanya memandang punggungmu
Cukup mendengar bahagiamu
Rasa rinduku bisa terobati

Namun sudah tak mungkin lagi
Sudah tertutup semua pintu
Bahkan jendela pun tak terbuka
Tuk mendekatimu
Tuk bersamamu

Mungkin benar seperti iklan S*****
Kalau hidup tak seindah drama korea
Berbuat baik membuat meleleh
Menulis tanpa tersampaikan
Bermimpi akan terbaca
Meluluhkan tembok tebal batas antara
Harapan jauh yang kemudian tiba-tiba mendekat
Waktu yang berlalu bisa dikembalikan

Sudah semua
Terjadi semua
Hanya bisa menatap langit gelap
Menilik kerlip bintang
Tanpa sanggup berbuat apa
Melangkah percuma
Menggapai lelah

Disini
Dimalam ini
Dalam rimbun pepohonan
Menyepi sendiri
Menatap sendiri

Jumat, 24 Maret 2017

Tentang Kemarin

Apa yang kamu rasakan
Apa yang ada di hatimu
Apa yang melintas di pikiranmu
Ketika lewat di sebelahku
Ketika suara bel itu lebih kencang dari suaraku

Adakah rasa yang sama
Mungkinkah ada beban yang sama
Adakah rasa yang terlewatkan
Begitu kencang
Mendetak dan menderu
Bagai hembusan angin kencang yang berhembus

Berulang kali kucoba
Berkali-kali kuusahakan
Mengabaikan cerita tentang kemarin
Agar berlalu bersama waktu

Tetap saja mengganggu pikiran
Tetap saja menggoda nyenyak tidur
Hingga terjengkang dalam keputusasaan
Tenggelam dalam kesendirian

Kuakui….
Begitu tak tenang rasanya
Melihatmu melintas begitu saja
Lewat berlalu begitu saja
Tanpa sapamu

Dengan bibir tergigitmu
Kau lewati aku
Dan kuharus puas
Memandang punggungmu

Menjauh dan terus menjauh

Kamis, 23 Maret 2017

Setahun

Tak terasa waktu terus berlalu
Meninggalkan jejak-jejak tanpa tapak
Angin berhembus
Mentari berputar
Tak menyapa tak berkabar
Usailah detik-detik terkenang

Berganti warsa
Tahun berlalu
Windu terlupakan
Menapak masa depan
Kaki yang terpasung harapan
Tanpa pasti tanpa ujung

Sebuah maninan dalam genggaman
Yang terlindungi pembukus hitam
Retak pada bagian depannya
Tergenggam erat di tangan
Melewati malam yang berlalu

Mengenang hanya mengenang
Merindu tinggal merindu
Berharap tinggal menatap
Menemui pagi bersama dendang lagu
Bukan suara dan musik menenangkan hati
Pariwara gombal pelipur rindu

Selamat pagi
Masih ingatkah pada hari itu
Walau berlalu
Lama bagi pengelana
Tapi singkat bagi pujangga
Aku merindumu

Rabu, 22 Maret 2017

Harga

Kadang hati ini bertanya
Sudahkah berakhir semua rasa ini
Sudah habiskan semua pertemuan kita
Tidak mungkin lagi kebersamaan itu
Tak ada lagi sapa mesra
Usaikah sudah semua kerinduan itu

Walau ku tau semua rasa terlarang
Semua rindu yang yang tak boleh
Hanya mimpi di tengah terjaga
Hanya harapan tanpa gantungan

Kadang hati ini berkata
Walau terus bersama akankah akan indah
Bila bersama akankah tetap menggenggam
Sisa-sisa rasa yang terus menggelora

Namun asal semua dunia tau
Kenyamanan itu tak pernah kutemukan
Pengakuan itu tak pernah aku rasakan
Sebelum bertemu denganmu
Sebelum bersama denganmu

Hanya waktu yang singkat
Ataukah semua serba terlambat
Mungkinkah semua sudah terlewatkan
Oleh semua rasa ego
Dalam belenggu keengganan

Semua sudah terjadi
Semua sudah terasakan
Kini tentang semua rasa sakit
Biarlah kunikmati sendiri

Selasa, 21 Maret 2017

Mungkin Nanti

Suatu hari nanti
Suatu saat nanti
Ketika sang waktu sudah makan semua ingatan
Saat semua kenangan musnah
Maka biarlah menjadi harta terindah dalam kehidupan
Memberikan kita tentang pelajaran
Tentang semua kesadaran
Bahwa keinginan tidak selamanya terwujudkan
Bahwa waktu harus lebih dihargai

Semua tentang yang terlewatkan
Tentang emosi yang harus dikendalikan
Tentang batasan yang harus dipahami

Semoga saatnya nanti
Pandangan tak lagi haram dilakukan
Sapa tidak lagi tabu diucapkan

Semua ada saatnya
Mungkin sudah semenstinya
Rencana tinggal rencana
Harapan tinggal harapan
Tulisan menjadi kenangan
Tulisan menjadi pelepas kerinduan

Seperti bianglala
Seperti roler coaster
Naik turun
Naik turunan

Maka kesadaran itu dengan sendirinya
Kerinduan pada saatnya
Kusimpan dalam hati
Kupendam dalam jiwa
Aku merindukanmu



Senin, 20 Maret 2017

Tak Mau disapa

kamu tau
padahal aku sudah mengumpulkan banyak keberanian hanya untuk menyapamu
asalkan kamu tau betapa berdebarnya  hati ini
tapi ya sudahlah semua sudah terjadi
terima kasih

aku tak tau harus menulis apa lagi
ya sudahlah

Tentang sebuah rasa

Surya menari di langit biru
Bawakan hari baru
Hantarkan pujangga sampai bintang bernyanyi
Sebagian awan bermain-main
Kadang menutupi sinar sang surya
Menyejukkan mata dan tubuh yang kepanasan
Angin hanya membisu tak berbisik

Lengkaplah panas hati yang membara
Beribu kenangan yang menyudutkan
Selusin alasan yang tak terjawab
Berjuta kali alasan ini
Tak ada yang berusaha
Tak ada alasan

Kenapa harus ada
Rasa yang tak seharusnya ada
Dua dunia yang berbeda
Bumi berpijak yang berseberangan
Langit yang berbeda

Apa aku hanya bermain dengan fantasi
Membiarkan bunga bermekaran di musim yang salah
Mekar terlambat pada  taman yang tak semestinya
Mengabaikan waktu yang tlah berlalu

Siapa aku
Siapa dirimu
Sama-sama tlah dimiliki
Mungkin banyak yang tersakiti
Jika tak mungkin ada waktu dan kesempatan

Maafkan aku yang tlah jatuh cinta padamu
Maafkan aku yang berjuang tanpa persetujuanmu
Maafkan semua cinta terlarang ini
Usahlah dipikirkan

Karena hanya aku yang merasakan

Sabtu, 18 Maret 2017

Kiamat

Banyak pengetahuan penyebab kiamat
Banyak dongeng tentang kiamat itu
Kehancuran oleh waktu
Kehancuran oleh asura
Kehancuran oleh pertentangan
Kehancuran karena peperangan

Namun hanya dua hal bagiku
Hanya dua elemen penyebab kiamat itu
Kiamat karena api, panas
Mengakibatkan kebakaran hebat
Dan karena air, dingin, es
Yang menyebabkan kebekuan
Mendinginkan suhu di bumi

Diantara keduanya
Aku lebih mempertimbangkan karena kebakaran
Panas menyengat
Membara membakar semuanya
Hanguskan hingga bentuk terkecil

Seperti yang kualami hari ini
Panas semakin terasa panas
Terbakar semakin menyiksa
Meredam pun semakin terasa menyengat
Hingga tak tertahan dalam dada
Karena aku merindukanmu

Bagai kiamat yang semakin dekat

Jumat, 17 Maret 2017

Janjiku Alasanku

Alasanku menjaga tubuh seperti ini
Alasanku bertahan di kaki ku yang lemah
Karena aku tlah berjanji padamu :

“tidak akan melukai dan menyakiti tubuhku”
“akan tetap berada di balik punggungmu”
“menatap bayanganmu tanpa mengganggumu”
“mencintaimu dalam diam dan sepi”
“akan terus menuliskan perasaanku padamu tanpa seorang pun tau”
“akan terus berbahagia, dan membiarkanmu berbahagia disana”
“melindungimu tanpa seorang pun tau”
“bila nanti waktu dan kesempatan itu ada, walau harapan setipis sutra. Maka aku yang akan mengejarmu”
“tidak akan pernah mengganggumu lagi, dengan jalan dan cara apa pun”

Hehehehe masih banyak rasanya janjiku. Tulisan ini mungkin akan ku edit beberapa kali. Sambil mengingat janjiku terus padamu.

Untuk itu maka biarkan aku tetap melihat bayangamu
Mendengar suara dan kabarmu

Hingga aku dapat mengobati semua rasa rinduku

Kamis, 16 Maret 2017

Surat Pagi Ini

Poo… sayang
Kenapa tiap malam kau hadir dalam mimpiku
Jujur saja selalu bangunkan aku dari nyenyaknya tidur
Namun selalu bahagiakan aku
Karena aku dapat melepaskan rinduku

Sewarsa telah  terlewati
Namun tetap saja seperti ini
Saat kumenanti fajar
Senyummu dalam mimpi menjadi vitamin
Pembakar semangat hidupku
Bahwa aku harus lalui hari
Karena aku meridukan senyummu

Bila memang kita tak mungkin bersama
Maka kisah ini akan selalu menjadi kenangan
Alasanku tetap berdiri tegak
Menjaga tubuh menjadi terus sempurna

Kau harus percaya
Aku ingin tetap menjadi teman baikmu
Walau aku tak bisa milikimu
Aku ingin tetap melihatmu

Karena….
Senyummu
Pandangan matamu
Pelukmu selalu kurindukan

Poo… sayangku

Rabu, 15 Maret 2017

Cerita atas awan

Kurasa benar
Inilah kenyataannya
Aku tlah menggali kuburanku sendiri
Hingga mungkin tak bangkit lagi
Terbenam jauh semakin jauh
Menggapai semakin tak tersentuh

Kusadari semuanya
Namun tetap saja aku berusaha mencari bayangmu
Menanti senyum dan sapamu
walau mungkin kau tak kan kembali
tak kan menyambut tanganku

sudah terlalu jauh
tak sanggup kugapai anganku
berusaha tepiskan semua harapanku
musnahkan impianku

rasa sakit ini terus saja menyiksa
terus mengganggu sadar dan mimpiku
namun tetap saja seperti ini
aku masih menantimu
pada persimpangan jalan gelap
tanpa suar penunjuk arah

namun aku tak kan mengganggumu
tak kan mencuri darimu
karena aku berjanji
tak kan kuingkari
walau aku harus sendiri

menahan perih dalam sepiku