Minggu, 20 Maret 2016

nyata bukan yang sesungguhnya

Sayang dengarkanlah .........
Terkadang di dunia hal nyata bukanlah sebenarnya
Mata boleh melihat tetapi hati lah yang berbicara
Sajak boleh terbaca tapi makna tersirat

Pisau tajam yang menggoreskan luka
Timbulkan perih dan sakit
Darah yang mengalir
Hanyalah nyata bukan yang sebenarnya
Merah memberi keberanian, ketegasan
Mengalir gantikan rasa yang tak pernah berhenti
Dan goresan maknakan kesungguhan


Jika kau tanyakan
 Mengapa sepotong roti, Sebotol air
Yang tak pernah kau pinta
Maka pengejawantahan benda yang  terlihat
Tapi makna yang coba kugambarkan
Gantikan rasa yang tak terungkapkan

Sepotong roti pengisi perut lapar
Air minum  yang menyejukkan tenggorokan yang lelah
Ya.... tergambarkan nyata seperti itu
Jika makna dari pandangan telah terucap

Sayang.......
Bukan itu.... sungguh bukan yang kumaksud
Seopotong roti akan habis dalam gigitan
Air akan hilang bersama tegukan
Namun keinginan menjagamu
Rasa ingin memperhatikanmu
Kesungguhan memikirkanmu
Tidak akan pernah hilang

Hanya coba mewakilkan pada suatu
Walau tak kan menggantikan rasa
Tapi ..... bila kenyamanan
Muncul dengan melihat senyum
Bagai hembusan sepoi angin
Di tengah panas melanda dunia
Maka nyata bukan yang sesungguhnya



Tidak ada komentar:

Posting Komentar