Termenung sendiri dalam ruang sepi
Terbaring jiwaku dalam padang
Hati yang kosong semakin membentuk ruang
Padang sabana yang hijau kini menjadi gurun
gersang
Derasnya hujan tak mampu menyuburkan lagi
Bunga-bunga yang bermekaran
Harus semerbak mewangi memenuhi alam
Indahnya menyegarkan mata hati
Hijau dedaunan memberikan kenyamanan jiwa
Kini meranggas, hancur tertinggal batang
kering
Mentari fajar yang hantarkan kehangatan
Memberikan semangat baru dari gelapnya malam
Memberi keindahan pada langit pagi
Hapuskan dingin dari dekapan embun-embun
keputusasaan
Berganti gerhana yang gelapkan bumi
Menutup mata hati sang pujangga
Terkapar pada pasir-pasir pantai kebingungan
Kaki yang melangkah terjerembab pada ribuan
pasir
Melekat kuat seakan tak mau berpisah
Walau tangan
sekuat tenaga menghapus bekas
Rasa itu tak
pernah menghilang
Menyesali waktu berlalu
tak mungkin sudah
Menyesali keadaan
tak guna dilakukan
Berbesar hati
hanya sebuah topeng
Guna dunia tak
berprasangka
Hingga hati dan
jiwa ini mengering dalam sepi

Tidak ada komentar:
Posting Komentar