Minggu, 17 Juli 2016

Terlanjur Patah

Bersama gemuruh ombak
Ditemani rintik hujan
Didendangkan alunan semilir angin
Aku mencoba tuk mengeri isi hatiku
Namun hanya fatamorgana terlihat disana

Sebuah nama yang terukir
Terpatri dalam dinding hati
Kini semakin melekat kuat
Tergambar semakin tegas
Menghiasi setiap desah nafasku

Kusadari terlalu jauh menggapai bintang
Senyumku, marahku, dendangku, diamku
Iringi langkahku dalam topeng yang kukenakan
Terbitnya sebuah mimpi
Yang terbang terhembus angin dengan cepat

Kau hadir memberi harapan
Dalam indahnya impian
Berjuta angan bersama fajar
Berikan canda tawa penuh pesona
Lantunkan puisi cinta yang tak pernah kurasakan

Kini langkahmu pergi menjauh
Meninggalkan luka yang menganga lebar
Berharap luka ini kan segera terobati
Ataukah akan semakin menganga lebar
Dalam hidupku yang penuh kepalsuan kini

Bertapa dalam sepinya hati
Pada setiap rasi kucari
Pada bias cahaya rembulan kubertanya
Mengapa harus kutemukan sekarang?
Mengapa dulu keberanianku harus hilang?

Sakit yang kurasakan kini
Perih yang kuresapi ini
Tak mampu terlahir dalam barisan kata yang kuukir

Hanya aku yang mengerti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar