Kala
pagi menyapa dalam panas mentari
Lelah
malam yang masih terasa memeluk raga
Memaku
kaki tangan pada peraduan
Kemana
tenaga ini menghilang
Tak
secepat bergulirnya sang waktu
Menyisakan
puing-puing rapuhnya dinding hati
Menampilkan
lemahnya hati singa perkasa
Yang
tak sempat menanyakan kenapa
Kini
sudah terlambat semua
Terlambat
untuk memperbaiki semua
Terambat
menyesali semua
Ketika
arus sang waktu
Ketika
sang mentari terlalu cepat berlari
Ketika
bumi terlalu cepat berputar
Kini
mampukah membedakan antara kenangan dan benci?
Kenangan
yang menyiksa hati dan kepala
Kebencian
yang bercampur kenangan
Kebencian
yang lahir bersama keacuhan
Mungkin
kini jalan terbaik
Sehingga
menghapus luka semua hati
Memberi
tamba pada luka yang bernanah
Karena
seringkali kita tak menyadari sesuatu hal
Bahkan
itu hal yang klise sekali pun
Kini
masa laluku
Luka
lamaku
Masalah
pribadiku
Ku
akan terima sendiri
Hadapi
sendiri semuanya
Kamu
tidak perlu ikut terluka karena itu
Dan
aku pun tak kan menyalahkan langkahmu
Karena
kamu tau aku selalu mendukungmu









