akhirnya aku bisa menulis, menceritakan lagi di lembar ini
bukan karena aku tak mau menulis lagi
buka tak ada rindu di dada ini
pertama..... entah kenapa sinyal sepertinya lagi tidak bersahabat
menghilang begitu saja
bahkan untuk melakukan panggilan keluar pun sangat sulit
kedua... di kampung ada banyak acara
jadi terpaksa bergadang dua hari ini
ketiga... pertengkaran demi pertengkaran
selalu terjadi
kokohnya hati ini
seperti tak mampu menahan sakit hati ini
tangis ku tak terbendung
hanya saja aku selalu berusaha mencari tempat sepi
namun kadang memang
tetes air mata ini tak mampu kutahan
hingga ketika orang bertanya
aku jawab seadanya
kadang kelilipan
karang karena flu
bahkan pagi ini, dia mengirim WA dia ingin CERAI
aku cuma bisa menjawab
segampang itukah
aku hanya ingin menepati janji pada semua
termasuk padamu
agar aku hidup bahagia disini
yang jelas aku sudah berusaha
pertengkaran dimulai dari sebuah permasalahan rumah milik leluhur
dulunya rumah itu dikontrakkan
dulunya rumah itu disewakan
karena situasi Gunung tidak bersahabat
maka aku berusaha komunikasi dengan keluarga besar
untuk rumah itu tidak dikontrakkan lagi
agar kami bisa tempati
setelah itu berhasil, walaupun harus menjadi juru bicara
akhirnya rumah itu kini tidak dikontrakkan
mulailah diisi
akhirnya inilah menjadi masalah dua hari ini
adik dan ipar aku berebut kamar dan televisi dengan dia
sungguh aku tak berniat berebut warisan
bahkan aku tak akan meminta bagian sedikit pun
walapun lelah
walau pun susah
aku hanya ingin keluarga besar bersatu kembali
tertawa kembali
sungguh aku tak berminat meminta bagian sedikit pun
aku pasti bisa cari rejeki sendiri yang lain
cuma dia tidak mau mengerti
dia terus mendesakku
agar aku mau berjuang merebut hak ku
aku menolak
karena aku sudah bisa cari rejeki sendiri
entahlah aku harus apa
entahlah aku harus bagaimana
mau cerita dengan siapa
sedangkan sahabat yang ku kira sahabat
hanyalah menjadi beban
biarlah semua di jawab waktu
biarlah semua berjalan dengan apa adanya
aku akan terima
aku akan ikhlaskan semua
aku lelah
sungguh lelah
percuma kini semua